Tingkah Meningkah

17 April sudah saya menerima segugus pesanan diterbangkan angin membawa madah:
Maaf terkhilaf menguji janji/manakan tahu tetamu muncul
tugas menghambat masa berlari/terbaca pesan hidangan tersaji
dalam majlis undangan terkumpul/mohon maaf sepuluh jari.

Awal pagi esok, sekali lagi saya akan diterbangkan sang kunang-kunang. Sayup-sayup kedengaran rentak joget berkumandang tingkah meningkah memacu langkah buat kesekian kali ke bumi Hang Tuah.

Anak itik berenang-renang di pantai
Lalu terjerat si akar kayu
Orangnya cantik tapi sayang mahal senyumnya
Terlalu mahal bimbang tak laku

Si akar kayu dikerat ditarah-tarah
Anak perawan duduk di tangga
Walau tak laku biar ke tua ku rela
Diriku bukan untuk dijaja

Si anak dara bersimpul menyusun bunga
Daunnya layu gugur melayang
Entah mengapa sejak dahulu bersua
Benci di bibir di hati sayang

Pohon melati layu sebelum berkembang
Ku genggam erat di tapak tangan
Kalimah benci ku sebut ulang-berulang
Tapi hatiku berkata sayang