Puisi ini saya petik dari laman jiwa akrab saya; Kata Dari Jiwa dengan tukaran nilai seni foto rakaman saya yang mengabadikan saat hangat mesra kaki telanjang penyairnya mencumbui mulus buih ombak Pantai Cahaya Bulan. Foto itu terbukti serasi, tambah mengindahkan lagi bait-bait puisi nan indah ini.
Namamu Di Buku Takdirku
Dalam kelam, kuberdoa engkau datang
andai kau tahu bagaimana rasa kesepian, resah menyerang
atau ketika malam tak berbintang, bulan buram
aku bernafas dalam air, selautan kenangan
jiwa bersenandung irama diam.
Ingin rasanya kugulung seluruh bumi
atau kusedut air, keringkan segara
hingga dunia semuanya sahara
belum cukup lagi, pedihnya terluka
cinta menjadi prahara.
Patutkah aku berulang kali mendongak
langit yang terlakar wajahmu
berdoa Tuhan tak memadam paras itu
terlalu tebal dakwat penaku menulis namamu
dalam buku takdirku.
Kamar Pilu
05.08.09
2 ulasan:
:)
lonelyroseblack,
ikon itu, lakon bisu
bahasa diam, bermakna dalam.
Catat Ulasan